Dengan kedigdayaan yang dimilikinya, tokoh yang kini melegenda dan sesekali muncul di Perkampungan Mliwang. Tak sedikit pula diantara 570 Kepala Keluarga (KK) di desa paling ujung utara di Kecamatan Kerek ini didatangi Mbah Buyut Sumber Banyu. Sekalipun dalam kondisi warga antara sadar dan tidak
"Kalau ditemui Mbah Buyut dalam bentuk mimpi oleh warga Mliwang sering terjadi. Saya beberapa kali ditemui beliau,” kata Mbah Bayan (Kaur Pemerintahan) Desa Mliwang, Saryani kepada detiksurabaya.com di Balai Desa Mliwang, Senin (7/7/2008).
Menurut sesepuh Desa Mliwang, Mbah Tarsimo dan warga, jika ada yang nekat membangun rumah menghadap ke utara atau barat, bisa dipastikan paling lama tiga hari sudah didatangi Mbah Buyut Sumber Banyu. Kahadirannya, dalam wujud seekor macan putih seukuran kerbau dewasa.
"Kalau sudah didatangi macan putih masih tidak merubah arah pintu rumahnya, biasanya besoknya didatangi ular hitam besar. Kedua kiai (sebutan warga terhadap piaraan Mbah Buyut Sumber Banyu), biasanya langsung oyak-oyak (menguber-uber) penghuni rumah," kata Mbah Tarsimo.
Hal tersebut berlangsung terus menerus, siang dan malam hingga rumahnya dirubah arah menghadapnya. "Dulu keluarga Pak Samsuri juga begitu, sampai sakit-sakitan dan seperti dikejar-kejar piaraan Mbah Buyut Sumber Banyu," tambah Modin Mliwang, Ahmad Shodiq secara terpisah.
Tak hanya rumah, warga juga dilarang keras oleh Mbah Buyut memelihara kambing gibas, seekor kambing berbulu lebat warna putih. Jika warga nekad, tak sampai tujuh hari dipelihara dipastikan kambing mati mendadak.
Sejumlah warga yang sempat nekad memelihara kambing gibas yakni, Darsini, Suhari dan Sumardji. Beberapa hari kemudian, nereka harus merelakan kambingnya mati dan raib di siang bolong.
"Sebelum kambing saya mati, malam harinya saya didatangi Kiai Macam Putih milik Mbah Buyut. Ternyata siangnya kambing yang akan saya sembelih untuk tumpengan mendadak mati," kata Sumardji.
Tak sebatas kambing mati. Ternyata petuah dari pesan Mbah Buyut, berdampak pada sektor ekonomi pemilik kambing. Mereka kesulitan mencari makan. Bertanam padi dan palawija hingga setahun tidak panen.
"Saya sudah kapok, tidak mau mengulangi lagi. Kalau sampeyan tidak percaya, coba saja hidup di Mliwang dengan memelihara kambing gibas," ujar Modin Ahmad Shodiq.
Hingga kini, tak satupun warga desa yang mayoritas berprofesi sebagai petani lahan kering berani memelihara kambing. Ketaatan warga turun temurun terhadap keberadaan petuah Mbah Buyut Sumber Banyu masih saja tidak berubah. Sekalipun saat ini, dunia elektronik sudah merambah desa tersebut.
"Namanya juga keyakinan, siapapun tidak berani mencoba. Kalau nekad melanggar. Wah bias gawat Mas," ungkap Kepala Desa Mliwang, Sugianto. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini